Albert Lake 2012 dan 2014. (sumber: Oregonian) |
Bagaimana mungkin
sebuah danau bisa tiba-tiba mengering tanpa sebab? Bahkan para ilmuwan-pun
tidak memahaminya! Itulah yang terjadi di Danau Abert, sebuah danau air asin di
Lake County, Oregon, Amerika Serikat (lihat di google maps). Danau itu telah mengalami penurunan
kedalaman sampai dengan 90%, dari awalnya 16 feet (4,9 meter) menjadi tinggal 2
feet (0,6 meter). Surutnya danau berdampak panjang: hilangnya udang air asin yang
berujung pada hilangnya
tempat singgah burung-burung migran. Sejumlah orang kehilangan mata pencaharian
dari udang dan timbul pula tarik ulur kepentingan antara para pihak pemangku
kepentingan.
Sumber air Danau
Abert adalah timbunan salju di Hutan Nasional Fremont yang kemudian
meleleh dan mengalir ke Sungai Chewaucan. Sungai ini adalah satu-satunya yang
mengalirkan air ke Danau Abert.
Sungai Chewaucan mengalir melewati Kota Paisley dan sejumlah lahan peternakan. Para peternak di daerah ini
memiliki hak mengambil air sungai untuk peternakannya (menumbuhkan rumput dan
minum ternak). Jumlah air yang mengalir ke Danau Abert sangat
dipengaruhi oleh jumlah air yang dialirkan. Dikatakan dalam Oregonian bahwa jumlah air yang diambil para peternak ini
melampaui jumlah air yang disediakan alam. Memang jika tanpa air para peternak
ini tidak bisa bertahan, tapi Danau Abert juga memiliki kepentingan yang selama
ini dikesampingkan.
Udang air asin (img source: here) |
Burung migran (img source: here) |
Lalu apa yang
menyebabkan surutnya Danau Abert? Belum ada jawaban pasti. Apakah karena musim
kering karena memang daerah ini relative kering? Atau karena penyedotan air
berlebihan dari para peternak? Atau juga proyek Rehabilitasi Ikan Redband Trout
$2 juta dolar yang selesai tahun 2006
silam? Belum ada yang tahu, tapi yang jelas kejadian ini sudah diluar alamiah
dengan kata lain tidak wajar.
Kekhawatiran-pun
ditunjukkan oleh para ilmuwan yang bersatu membentuk ‘Lake Albert Council’. Beberapa anggotanya adalah Ron Larson
(pensiunan US Forest and Wildlife Service), Joe Eilers (ahli hidrologi), dan
David Herbst (ahli biologi dari Universitas California). Eilers berkata,”There
was no reason for the lake to dry up the way it did. At this rate it should be
a puddle by August.”- Jika hal ini berlanjut, Agustus nanti Danau Abert hanya
akan tinggal genangan air.
Keingin-tahuan
para ilmuwan itu banyak mendapat hambatan dari pihak-pihak yang berkepentingan
langsung dengan Sungai Chewaucan. J Eilers pernah mencoba mengajukan proposal
penelitian untuk mengungkap sebab fenomena surutnya Danau Abert ke ‘Oregon
Watershed Enhancement Board’, agensi pemerintah yang mengurus tentang air,
sungai dan DAS. Tapi kemudian proposal tersebut ditolak dengan alasan kurang
memenuhi syarat. “It’s an important topic to get a handle on, but the
application wasn’t right for funding.” Jawaban dari Sieglitz, seorang pegawai
agensi tersebut.
Eilers tak patah
arang dan kemudian bergabung dengan Lake County Watershed Council, organisasi
non-pemerintah yang beranggotakan juga para peternak di County Lake. Sayangnya,
organisasi ini kurang bersemangat mengurusi fenomena danau. Para peternak ini
khawatir jika jatah air miliknya akan dikurangi untuk dialirkan ke danau. Isu
ini sangat sensitif bagi mereka.
Menurut Brian
Mayer, ahli air dari Oregon Water Department yang bertugas mengawasi penggunaan
air, tidak ada tanda-tanda penyedotan air berlebih dari para peternak. Jika
ada, pasti akan banyak protes yang masuk dan ini tidak ada. Oregon sendiri
tidak memiliki data tentang jumlah penggunaan air di wilayahnya. Perhitungan
hanya dilakukan dengan pengamatan kasar. Menurutnya, surutnya danau disebabkan
oleh kekeringan, tidak ada yang lain. Dengan skeptis dia menyatakan jikapun
para ilmuwan itu memiliki data dia tidak punya waktu untuk membacanya. “I don’t
have time to read it.”
Tidak hanya itu, Trent Seager (kandidat doktor di Oregon State University)
juga menceritakan hal serupa. Dia pernah meneliti tentang burung migran di
danau dalam kurun 20 tahun. Dia bertemu dengan pegawai dari US FWS beberapa
kali. Pada pertemuan pertama, dia disambut dengan antusiasme, tapi selanjutnya
sangat berkebalikan. Para pegawai mengatakan ‘hal-hal yang seragam dan serempak’,
seperti sudah diatur. Seager juga mengatakan bahwa dia pernah mendengar ucapan,”It’s
not about doing the right thing, it’s about doing the politically right thing.”
Sungai Chewaucan (img source: here) |
Dari cerita di atas, aku mencoba membuat peta kepentingan
(ini istilahku sendiri bisa saja kurang pas).
Pihak-pihak yang terlibat/ memiliki kepentingan atas Danau
Abert:
1. US Forest Service: agensi inilah yang mengurusi
Hutan Nasional Fremont yang merupakan hulu Sungai Chewaucan. USFS - Fremont Winema National Forest
2. US Fish and Wildlife Service: agensi pemerintah
ini juga bertugas mengurus ikan dan satwa liar. Proyek ikan Trout, hilangnya
udang payau dan burung migran adalah sebagian dari tanggung jawab mereka.
Keterangan terakhir dari Trent Seager menyebutkan bahwa US FWS sangat
berhati-hati menanggapi isu air di daerah ini. Kenapa? Apakah ada ketakutan
akan suatu hal? Adakah kaitannya dengan politik?
3. Oregon Watershed Enhancement Board: agensi
pemerintah juga yang khusus menangani perihal air, sungai, dan DAS. Tapi dalam
cerita ini, sepertinya agensi ini ‘ogah-ogahan’ menangani isu yang terjadi.
Kenapa?
4. Oregon Water Department: Agensi pemerintah
negara bagian Oregon untuk mengawasi penggunaan air. Jawaban skeptic dan tidak
adanya data pasti tentang penggunaan air menunjukkan bahwa agensi ini tidak
ingin terlalu ikut campur dalam fenomena surutnya danau.
5.
Lake County Watershed Council: sebuah NGO yang
anggotanya beragam termasuk para peternak. Organisasi sangat berkepentingan dengan
isu surutnya Danau Abert namun memilih ‘diam’ karena isu ini sangat sensitif
terhadap kelangsungan mata pencaharian peternak yang sangat tergantung dari S.
Chewaucan.
6. Para pengusaha udang payau yang menggantungkan
hidupnya dari memanen udang yang saat ini sangat terancam.
7. Para peternak yang mengambil air dari S.
Cheuwacan untuk keberlangsungan nafkah hidupnya.
8. Lake Abert Council, yang terdiri dari sejumlah
ilmuwan yang ingin khawatir dengan kondisi danau yang semakin kering. Apa yang
memotivasi mereka? Apakah alasan akademis atau panggilan hati nurani? Apa
keuntungan yang mereka dapatkan dengan memperjuangkan Danau Abert?
Hal ini sangat menarik karena ‘kegelisahan’ akan nasib danau
dimulai dari para ilmuwan yang mungkin saja hidupnya tidak terkait langsung
dengan nasib danau. Kegelisahan mereka-pun seperti dianggap ‘angin lalu’ oleh
para pemangku kepentingan lain, ya kecuali para pemanen udang yang telah
merasakan dampak langsungnya.
Apakah ini hanya kekhawatiran berlebih para ilmuwan? Atau
sengaja membuat isu segar dan membuat proyek baru? Atau apakah mereka memang
benar?
Lalu kenapa yang lain diam? Agensi pemerintah takut untuk
mengakui keteledorannya atau malas dengan isu baru? Atau mungkin takut jika
terjadi pergolakan di masyarakat karena bisa jadi berkembang ‘isu rebutan air’?
Para peternak dan Watershed Council juga kenapa anteng? Ya,
ini mudah dimengerti sih karena para peternak tentu tak mau dikurangi jatah air
yang juga akan mengganggu pendapatannya.
Lalu apa yang akan terjadi jika
danau ini benar-benar kering? Siapa yang rugi? Siapa yang terdampak?
Pengukur tinggi air ini bukti keringnya danau (img source: here) |
Dan para ilmuwan di Danau Abert itupun mungkin penasaran.
Kok bisa danau sebesar itu tiba-tiba jadi hampir kering? Tapi ternyata
pertanyaan mereka itu banyak menyenggol para pihak.
Artikel sumber dari Oregonian di sini.
Artikel sumber dari Oregonian di sini.
(Sudiyah Istichomah)
0 comments:
Post a Comment