TRIMET: Sistem Tranportasi Umum Portland

// // Leave a Comment


MAX train (Img source: here)
Pada awalnya aku pikir transportasi umum di negara maju itu pasti sangat disiplin, selalu tepat waktu dan tidak pernah ada masalah. Setelah sebulan berada di kota terbesar di negara bagian Oregon-Amerika Serikat yaitu Portland, barulah ketahuan bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Ceileh, kayak dakwah yah! Selama 2 hari berturut-turut, sistem transportasi umum Portland yang lebih dikenal dengan sebutan TRIMET mengalami gangguan. Apakah gerangan?
Sejak hari ke-2 aku menginjakkan kaki di AS, tepatnya tanggal 2 Juni 2014, sejak saat itu pula aku berkenalan dengan TRIMET. Ada dua moda transportasi umum di sini, yaitu bus dan kereta listrik yang terintegrasi dan sistem ini disebut Trimet. Semua informasi ada di websitenya di sini.

Jalur-jalur bus banyak tersedia di tempat-tempat strategis dan pemberhentiannya pun lumayan banyak. Selain itu tepat waktu pula. Sangat mudah mencari jadwal bus-bus ini, asal bisa online atau punya pulsa. Tinggal kirim pesanan langsung deh informasi di tangan.

Khusus kereta listrik lebih dikenal dengan sebutan MAX. Ada 4 trayek MAX yang dibedakan berdasarkan warna yang kesemuanya melintasi pusat kota (City Center/ down town), yaitu:
- Red Line MAX = PP Airport – City Center - Beaverton TC
- Blue Line MAX = PP Gresham – City Center – Hillsboro
- Yellow Line MAX = PP Expo Center – City Center – PSU (Portland State University)
- Green Line MAX = PP Clackamas – City Center – PSU

Trimet Max Light Rail (img source: here)
Untuk PP dari rumah homestay sampai tempat kerja aku dapat naik MAX Red Line atau Blue Line yang  sama-sama melintasi Sunset TC (dekat rumah) dan Washington Park (dekat kantor) yang hanya berjarak 1 stasiun. Cukup 5 menit dan sampai. Tapi,… aku harus jalan kaki 25 menit dulu dari Sunset TC – rumah atau sebaliknya. Itung-itung pembesaran betis dan olahraga juga. 

Nah, di musim panas ini, Kota Portland dan sekitarnya menjadi lebih panas dari biasanya. Wajar kan, namanya juga musim panas. Suhu bisa mencapai lebih dari 90 F (32 C). Kalau suhu sudah di atas itu, maka terjadilah gangguan di sistem transportasi rel ini. Semua kereta listrik akan melaju lebih lambat dari biasanya. Keterlambatan bisa mencapai 15-20 menit. Apakah ini menggangguku? Hemm....

(Beruntungnya jadi orang Indonesia itu adalah menjadi lebih sabar. 15-20 menit hitungannya tidak lama jika dibandingkan molornya jadwal kereta di tanah air, macetnya jalanan kota hingga berjam-jam atau bahkan ngetemnya tukang angkot yang biasa maju-mundurin angkotnya buat menarik penumpang. Sudut pandang beruntung atau tidak itu memang sangat rawan ya. Kalau logikanya begini, berarti lebih beruntung jadi orang super miskin atau sakit sekalian karena tidak akan ada lagi yang bisa menyusahkan mereka. Beruntung orang tak punya karena tak akan takut kehilangan. (Halahh,.. kebiasaan tidak fokus mulai lagi nih. Hehehe). Lanjut. )

Ternyata, penyebab kereta api melambat adalah ... (ada yang tahu?). Persis dengan ilmu IPA pas jaman SD dulu. Yap, relnya pada memuai karena kepanasan. Untuk menghindari kerusakan pada kereta dan sistem perkabelan maka kereta-kereta itu jalannya harus diperlambat. Mungkin biar relnya tidak semakin panas karena pengaruh gesekan. (Apakah telatnya kereta di tanah air juga karena ini? Ah, kok tidak yakin ya! Kan suhu Bogor-Jkt biasa tuh diatas 30an. Tiap hari malah.) Enaknya di Portland adalah setiap ada keterlambatan ataupun masalah lain, pengumumannya cepat sekali. Jadi tidak pernah ada cerita calon penumpang terlantar tanpa tahu penyebabnya.

Selain itu, MAX juga bersih dan longgar meskipun kalau jam pulang kantor agak penuh. Bedanya lagi nih, para Portlander (penduduk Portland) tidak rebutan tempat duduk di kereta. Bahkan sejumlah penumpang memilih berdiri dibanding duduk. Tak jarang terlihat banyak penumpang berdiri meski sejumlah kursi masih kosong. Kursi prioritas juga banyak tersedia dan tidak ada yang curhat karena kursinya diminta sama ibu-ibu hamil. Fasilitas khusus lainnya di MAX adalah sebuah ruang yang cukup luas (bisa untuk sepeda, kursi roda, koper besar, dan kereta bayi) dan jalur melandai/ ramp (untuk pengguna kursi roda). Sungguh sangat mendukung semua kalangan kan.


Gantungan sepeda (img source: here)


Tapi tidak semuanya juga bagus. Ini bukan tentang keretanya tapi lebih ke penumpangnya. Kadang-kadang aku melihat penumpang yang kakinya naik ke kursi sebelahnya, atau sampah-sampah yang diselipin di antara kursi. Aih, orang Amrik ada juga yang jorok ya. Tidak banyak sih, tapi tetap saja ada.

Yah, pada intinya aku ingin menyampaikan jika sistem transportasi umum di Portland lebih baik daripada di tanah air. Kenapa? Tepat waktu, responsif, dan melayani segala bentuk keperluan. Apakah kita pesepeda, penyandang cacat, membawa barang besar, ataupun bersama anak-anak, kita akan mendapatkan fasilitas yang memudahkan untuk menikmati layanan transportasi umum. Yah, meskipun tidak semuanya sempurna. Gangguan teknis dan perilaku penumpang yang kurang baik juga bisa ditemui di sistem ini.

Portland,
07 Agustus 2014


0 comments:

Post a Comment