Souvenir from Australia, made from timber.

This beautiful souvenirs made from timber at Victoria, Australia. The first one is a book mark and the other is a card? (It's like a card and the size is similiar with postcard!). Timber product isn't always wood contruction or furniture, is it?

This small gifts remind me to always think creative!



Book mark with 'Possum' on it



Timber post card

Safety is an important issue. Look! I have a letter from the company that confirms information about the products and make sure that they are safe!




Last week, on International Educator Institute (IEI) of World Forestry Center (website IEI_WFC) and I met a lot of new friends from around the world. An Australian lady, Liz Langford gave me this souvenirs and I like them so much. She's an interesting woman, we talked a lot about everything. The different point of views are always interesting!

Love the Possum story, 11-12 (eleven-twelve, it's used in Indonesia to state 'almost the same') with Spotted Owl story in Oregon.

About Possum: Wikipedia, controversy
About Spotted Owl: Wikipedia, controversy


(Mencoba menulis kembali apa yang telah kubaca dan kupahami dari sebuah artikel di koran Oregonian edisi Minggu, 6 Juli 2014)
 
Albert Lake 2012 dan 2014. (sumber: Oregonian)
Bagaimana mungkin sebuah danau bisa tiba-tiba mengering tanpa sebab? Bahkan para ilmuwan-pun tidak memahaminya! Itulah yang terjadi di Danau Abert, sebuah danau air asin di Lake County, Oregon, Amerika Serikat (lihat di google maps). Danau itu telah mengalami penurunan kedalaman sampai dengan 90%, dari awalnya 16 feet (4,9 meter) menjadi tinggal 2 feet (0,6 meter). Surutnya danau berdampak panjang: hilangnya udang air asin yang berujung pada hilangnya tempat singgah burung-burung migran. Sejumlah orang kehilangan mata pencaharian dari udang dan timbul pula tarik ulur kepentingan antara para pihak pemangku kepentingan. 

Sumber air Danau Abert adalah timbunan salju di Hutan Nasional Fremont yang kemudian meleleh dan mengalir ke Sungai Chewaucan. Sungai ini adalah satu-satunya yang mengalirkan air ke Danau Abert. Sungai Chewaucan mengalir melewati Kota Paisley dan sejumlah lahan peternakan. Para peternak di daerah ini memiliki hak mengambil air sungai untuk peternakannya (menumbuhkan rumput dan minum ternak). Jumlah air yang mengalir ke Danau Abert sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang dialirkan. Dikatakan dalam Oregonian bahwa jumlah air yang diambil para peternak ini melampaui jumlah air yang disediakan alam. Memang jika tanpa air para peternak ini tidak bisa bertahan, tapi Danau Abert juga memiliki kepentingan yang selama ini dikesampingkan.
Udang air asin (img source: here)
Turunnya volume air danau meningkatkan kadar garam yang semula 2,5% kini menjadi 3,5 persen dan hal ini mengancam kehidupan udang. Seorang pengusaha udang, Keith Kreuz, menjelaskan bahwa selama lebih dari 30 tahun memanen udang di Danau Abert, baru kali ini dia hampir tidak mendapatkan apa-apa. JIka dulu dia bisa memanen 50.000 pon setahun, sekarang 5000 pon per-tahun juga sudah beruntung. Memang Kreuz merugi, tapi kerusakan lingkungan lebih menjadi kekhawatirannya. “We’ve lost our livelihoods, but it’s an ecosystem that’s been around for
Burung migran (img source: here)
thousands years that’s been lost.”,kata Kreuz. 
Lalu apa yang menyebabkan surutnya Danau Abert? Belum ada jawaban pasti. Apakah karena musim kering karena memang daerah ini relative kering? Atau karena penyedotan air berlebihan dari para peternak? Atau juga proyek Rehabilitasi Ikan Redband Trout  $2 juta dolar yang selesai tahun 2006 silam? Belum ada yang tahu, tapi yang jelas kejadian ini sudah diluar alamiah dengan kata lain tidak wajar. 
Kekhawatiran-pun ditunjukkan oleh para ilmuwan yang bersatu membentuk ‘Lake Albert Council’.  Beberapa anggotanya adalah Ron Larson (pensiunan US Forest and Wildlife Service), Joe Eilers (ahli hidrologi), dan David Herbst (ahli biologi dari Universitas California). Eilers berkata,”There was no reason for the lake to dry up the way it did. At this rate it should be a puddle by August.”- Jika hal ini berlanjut, Agustus nanti Danau Abert hanya akan tinggal genangan air. 
Keingin-tahuan para ilmuwan itu banyak mendapat hambatan dari pihak-pihak yang berkepentingan langsung dengan Sungai Chewaucan. J Eilers pernah mencoba mengajukan proposal penelitian untuk mengungkap sebab fenomena surutnya Danau Abert ke ‘Oregon Watershed Enhancement Board’, agensi pemerintah yang mengurus tentang air, sungai dan DAS. Tapi kemudian proposal tersebut ditolak dengan alasan kurang memenuhi syarat. “It’s an important topic to get a handle on, but the application wasn’t right for funding.” Jawaban dari Sieglitz, seorang pegawai agensi tersebut. 
Eilers tak patah arang dan kemudian bergabung dengan Lake County Watershed Council, organisasi non-pemerintah yang beranggotakan juga para peternak di County Lake. Sayangnya, organisasi ini kurang bersemangat mengurusi fenomena danau. Para peternak ini khawatir jika jatah air miliknya akan dikurangi untuk dialirkan ke danau. Isu ini sangat sensitif bagi mereka. 
Menurut Brian Mayer, ahli air dari Oregon Water Department yang bertugas mengawasi penggunaan air, tidak ada tanda-tanda penyedotan air berlebih dari para peternak. Jika ada, pasti akan banyak protes yang masuk dan ini tidak ada. Oregon sendiri tidak memiliki data tentang jumlah penggunaan air di wilayahnya. Perhitungan hanya dilakukan dengan pengamatan kasar. Menurutnya, surutnya danau disebabkan oleh kekeringan, tidak ada yang lain. Dengan skeptis dia menyatakan jikapun para ilmuwan itu memiliki data dia tidak punya waktu untuk membacanya. “I don’t have time to read it.” 
Tidak hanya itu, Trent Seager (kandidat doktor di Oregon State University) juga menceritakan hal serupa. Dia pernah meneliti tentang burung migran di danau dalam kurun 20 tahun. Dia bertemu dengan pegawai dari US FWS beberapa kali. Pada pertemuan pertama, dia disambut dengan antusiasme, tapi selanjutnya sangat berkebalikan. Para pegawai mengatakan ‘hal-hal yang seragam dan serempak’, seperti sudah diatur. Seager juga mengatakan bahwa dia pernah mendengar ucapan,”It’s not about doing the right thing, it’s about doing the politically right thing.”
Sungai Chewaucan (img source: here)
Dari cerita di atas, aku mencoba membuat peta kepentingan (ini istilahku sendiri bisa saja kurang pas).
Pihak-pihak yang terlibat/ memiliki kepentingan atas Danau Abert:
     


1.          US Forest Service: agensi inilah yang mengurusi Hutan Nasional Fremont yang merupakan hulu Sungai Chewaucan. USFS - Fremont Winema National Forest
2.          US Fish and Wildlife Service: agensi pemerintah ini juga bertugas mengurus ikan dan satwa liar. Proyek ikan Trout, hilangnya udang payau dan burung migran adalah sebagian dari tanggung jawab mereka. Keterangan terakhir dari Trent Seager menyebutkan bahwa US FWS sangat berhati-hati menanggapi isu air di daerah ini. Kenapa? Apakah ada ketakutan akan suatu hal? Adakah kaitannya dengan politik?
3.          Oregon Watershed Enhancement Board: agensi pemerintah juga yang khusus menangani perihal air, sungai, dan DAS. Tapi dalam cerita ini, sepertinya agensi ini ‘ogah-ogahan’ menangani isu yang terjadi. Kenapa? 
4.         Oregon Water Department: Agensi pemerintah negara bagian Oregon untuk mengawasi penggunaan air. Jawaban skeptic dan tidak adanya data pasti tentang penggunaan air menunjukkan bahwa agensi ini tidak ingin terlalu ikut campur dalam fenomena surutnya danau. 
5.           Lake County Watershed Council: sebuah NGO yang anggotanya beragam termasuk para peternak. Organisasi sangat berkepentingan dengan isu surutnya Danau Abert namun memilih ‘diam’ karena isu ini sangat sensitif terhadap kelangsungan mata pencaharian peternak yang sangat tergantung dari S. Chewaucan.
6.          Para pengusaha udang payau yang menggantungkan hidupnya dari memanen udang yang saat ini sangat terancam. 
7.          Para peternak yang mengambil air dari S. Cheuwacan untuk keberlangsungan nafkah hidupnya.
8.         Lake Abert Council, yang terdiri dari sejumlah ilmuwan yang ingin khawatir dengan kondisi danau yang semakin kering. Apa yang memotivasi mereka? Apakah alasan akademis atau panggilan hati nurani? Apa keuntungan yang mereka dapatkan dengan memperjuangkan Danau Abert?

Hal ini sangat menarik karena ‘kegelisahan’ akan nasib danau dimulai dari para ilmuwan yang mungkin saja hidupnya tidak terkait langsung dengan nasib danau. Kegelisahan mereka-pun seperti dianggap ‘angin lalu’ oleh para pemangku kepentingan lain, ya kecuali para pemanen udang yang telah merasakan dampak langsungnya. 
Apakah ini hanya kekhawatiran berlebih para ilmuwan? Atau sengaja membuat isu segar dan membuat proyek baru? Atau apakah mereka memang benar?
Lalu kenapa yang lain diam? Agensi pemerintah takut untuk mengakui keteledorannya atau malas dengan isu baru? Atau mungkin takut jika terjadi pergolakan di masyarakat karena bisa jadi berkembang ‘isu rebutan air’? 
Para peternak dan Watershed Council juga kenapa anteng? Ya, ini mudah dimengerti sih karena para peternak tentu tak mau dikurangi jatah air yang juga akan mengganggu pendapatannya.
Lalu apa yang akan terjadi jika danau ini benar-benar kering? Siapa yang rugi? Siapa yang terdampak?
Pengukur tinggi air ini bukti keringnya danau (img source: here)
Seorang kawan berkata,”Mungkin ini efek climate change.” Ehm, bisa jadi. Kalau memang demikian kita bisa apa? Pernahkah terpikir jika ‘perubahan iklim’ adalah sesuatu yang alami? Hanya sekedar bertanya. 
Dan para ilmuwan di Danau Abert itupun mungkin penasaran. Kok bisa danau sebesar itu tiba-tiba jadi hampir kering? Tapi ternyata pertanyaan mereka itu banyak menyenggol para pihak.

Artikel sumber dari Oregonian di sini.
(Sudiyah Istichomah)


Di tengah-tengah gersangnya pemandangan 'mirip' gurun, nampak di kejauhan warna hijau yang kontras di antara bukit-bukit menguning dan langit biru. Di tepi Sungai Columbia yang mengalir membelah luasnya gurun, hijaunya kebun Cherry seakan-akan oase yang menawarkan kehidupan. Dan memang, cherry telah menjadi 'kehidupan' di sini.

Kebun buah di tepi Sungai Columbia, Maryhill-Washinton (2014)

Kebun-kebun cherry ini terletak di daerah Maryhill negara bagian Washington Amerika Serikat. Daerah Maryhill sangat kering dan nyaris seperti gurun. Tidak banyak atau bahkan tidak ada pohon besar tumbuh di daerah ini. Yang ada di sini hanyalah semak dan rumput yang tumbuh berpencar. Sungai Columbia yang mengalirpun seakan tak mampu membuat daerah ini hijau. Ah, tentu air tak bisa mengalir ke atas kan? Terbersit tanya apakah dari dulu memang daerah ini kering? Pernahkan ini dulunya adalah hutan? Akan kucari jawabannya kapan-kapan (ini benar-benar kapan-kapan! bukannya tidak akan.) Hijau hanya ada di kebun cherry yang ada di sebagian kecil tepi sungai.

Kebun cherry ini-entah siapa pemiliknya-memanfaatkan air dari Sungai Columbia. Dengan menggunakan pompa, air dialirkan ke tanah-tanah di tepi sungai untuk pengairan kebun. Dari sinilah kehidupan kebun cherry bermula dan warna kuningpun disulap menjadi hijau meski hanya setitik tempat. Dan cherry-cherry itu telah menjadi satu 'kehidupan' di Maryhill yang langsung bersinggungan dengan Sungai Columbia.

Ada dua jenis cherry yang dibudidayakan di sini, yaitu: cherry merah dan cherry kuning. Mungkin ada buah lain tapi aku kurang tahu. Para pengunjung bisa membeli buah cherry segar di sejumlah toko-toko yang ada di kebun. Harga cherry di sini dipastikan lebih murah dibanding di supermarket atau tempat lain dan tentunya lebih segar.

Menurutku, rasa cherry kuning lebih enak dibandingkan yang merah. Ini hanyalah pendapat pribadi.

Ah, berandai-andai dulu. Jika mengalirkan air dari sungai bisa dilakukan untuk membentuk sebuah usaha perkebunan, kenapa di tengah luasnya daerah ini hanya ada di satu tempat saja? Apakah usaha ini terlalu mahal? Atau mungkin juga perijinan yang rumit? Aku berasumsi jika ada 'ijin khusus' untuk menyedot air sungai. Tapi ijin apakah itu? Bagaimanakah dengan kasus Danau Abert di Oregon yang katanya terancam kering karena kebanyakan disedot para peternak dan petani?

Tarik nafas panjang-panjang,..hemmmhhh,......


(Bank pertanyaanku semakin lama semakin banyak tabungannya. :P )


(Sudiyah Istichomah)

(Disarankan membaca ini dulu: Rumitnya pengelolaan hutan di AS )

Pemerintah pusat Amerika Serikat atau lebih mudahnya disebut pemerintah federal menugaskan pengelolaan hutan di AS kepada USDA (United States Department of Agriculture) dan juga USDI (United States Department of Interior). Kalau di-Indonesiakan bisa jadi USDA adalah Departemen Pertanian dan USDI adalah Departemen Tata Ruang Wilayah. Lhoh kok tidak ada Dephut? Kemenhut? Tanya kenapa? (Coba colek Paman Sam dulu! :) ). 
USDA membawahi US Forest Service. USDI membawahi 4 agensi, yaitu: BLM/ Bureau Land Management, BIA/Bureau Indian Affairs, USFWS/US Fish and Wildlife Service, NPS (National Park Service. 

USDI n USDA
Lagi-lagi timbul pertanyaan iseng dan asli kepo: Dephutnya mana (lagi!)? Lho kok National Park (NP) atau Taman Nasional di bawah manajemen tata ruang sih bukannya di kehutanan? Ada status khusus lain gak ya pada hutan di AS selain NP seperti Cagar Alam, Hutan Lindung, dll? Ini ngurus tanah Orang Indian kok pakai agensi khusus segala dan apa kaitannya sama hutan? Apalagi ini agensi tentang ikan dan binatang liar? Memangnya ikan bukan binatang liar? Bukankah ikan itu di laut juga? Eh, adakah Departemen kelautan? Tumpang tindih? Dsb,….
(Kadang-kadang rasa kepo yang berlebihan itu membuat pusing juga! Hahaha.. )
Apa saja tugas dan kerja agensi-agensi pemerintah tersebut? Aku coba rangkum secara sederhana di tulisan ini.
USDA dibentuk pada tahun 1862 atau 152 tahun lalu di masa pemerintahan Presiden AS paling fenomenal sepanjang sejarahnya, siapa lagi kalau bukan Abraham Lincoln (1861-1865) yang pernah menyebut USDA sebagai ‘The People’s Department’ atau Departemennya rakyat. Visi Lincoln terhadap USDA adalah ‘touching the lives of every American, every day’ (menyentuh kehidupan setiap rakyat Amerika, setiap hari’. 
Ya, memang saat itu sekitar separuh warga Amerika adalah petani. Meskipun saat ini hanya 2 persen saja warga Amerika yang petani, tapi peran USDA tetap penting. “Pertanian adalah tonggak kemandirian suatu bangsa”, kataku. Apakah ada yang tidak setuju? Dan USDA saat ini mengelola pertanian, peternakan dan juga kehutanan. Jadi, kehutanan adalah bagian dari pertanian (kah?). Aku teringat dengan kampus IPB tercinta dan fakta bahwa Fahutan berada di bawah naungan kampus pertanian. Ini terlihat sama. (Tapi kenapa di Indonesia Kementan dan Kemenhut dipisah ya? Hehe, pertanyaan lain lagi!). Bagian khusus USDA yang menangani kehutanan adalah US Forest Service. 
USFS (US Forest Service)
USFS mengatur program untuk penerapan konservasi dan pemanfaatan sumberdaya alam di hutan nasional (federal/national forest) dan padang rumput nasional (national grassland). Kemudian mempromosikan praktek-praktek tersebut ke seluruh lahan hutan melalui kerjasama dengan negara bagian (state) dan pemilik lahan, juga melakukan penelian skala luas tentang kehutanan. (Btw ada yang tahu terjemahan lebih enaknya grassland selain padang rumput? Rasanya aku tidak nyaman menggunakannya. Hehehe)
USFS dibentuk pada tahun 1905 dan bertujuan utama untuk mengatur penyediaan kayu dan air bagi Amerika. USFS saat ini mengelola 30% dari tanah yang dimiliki pemerintah federal yaitu seluas 77,3 hektar (sama dengan 8,5 total luas wilayah AS). Sampai dengan akhir tahun 80an, USFS mengelola hutan sebagai sumber utama produksi kayu namun setelah itu berhenti seiring munculnya gerakan lingkungan kala itu. Saat ini, pengelolaan oleh USFS lebih kepada pemanfaatan multifungsi, seperti: air, pakan ternak, hidupan liar, kayu, dan rekreasi. USFS juga memiliki lembaga penelitian tentang kehutanan yang sangat besar. 
Silakan kunjungi web USFS di http://www.fs.fed.us/.

USDI dikenal juga sebagai DOI (sama saja sebenarnya: DOI=Department of Interior). USDI adalah agensi pemerintah yang sangat besar yang mengatur tentang ‘interior’nya Amerika. Tugas USDI adalah melindungi sumberdaya alam dan heritage Amerika, menghormati budaya dan masyarakat adatnya, dan menyediakan energy/ kekuatan untuk masa depan Amerika. (Haduh bahasanya belibet bener, ini Bahasa Inggrisnya!). Misi USDI adalah ‘Melindungi alam terbuka Amerika dan memperkuat masa depan’. 
USDI mengelola sekitar 205 juta tanah federal atau sekitar 20% total luas AS. Cakupan kerja USDI yaitu pengelolaan sumberdaya alam (misalnya kayu, mineral dan energi), rekreasi, riset/ penelitian, dan konservasi. Agensi di bawah USDI yang terkait dengan kehutanan, seperti disebutkan sebelumnya, yaitu BLM, BIA, USFWS, dan NPS. 
Bagaimana mengatur agar kerja USDI dan USDA tidak tumpang tindih? Aku belum menemukan jawabannya.
BLM (Bureau of Land Management)
BLM mengatur sekitar 106 juta hektar tanah yang dimiliki pemerintah federal atau sekitar 40% total tanah federal). Kebanyakan wilayah kelola ada di bagian Barat. BLM mengelola berbagai sumberdaya alam, termasuk: energy, mineral, kayu, pakan, hidupan liar, situs arkeologi, alam liar, dan rekreasi. Sebagai catatan: tidak semua lahan yang dikelola BLM adalah hutan.
BIA (Bureau of Indian Affairs) 
BIA mengelola 22,6 juta hektar lahan yang dimiliki oleh suku-suku asli Indian. BIA juga mengatur program kesejahteraan masyarakat Indian, misalnya: pendidikan, penegakan hukum, pertanian, transportasi, dan pelayanan publik. Memang sejarah hubungan antara ‘white people’  dan Indian di AS tidak terlalu baik. Seperti yang pernah kudengar dari seorang kawanku di Portland, “BIA ini pada dasarnya adalah bentuk ‘permintaan maaf’ dari pemerintah AS atas yang terjadi di masa lalu”. “We took your land. We’re so sorry and now I give it back to you but not all your land!”. Hemmm,…. (no comment)
Sebagian masyarakat asli Amerika ini memiliki hutan dan peraturan yang dikenakan untuk pengelolaanya tidak sama dengan hutan-hutan lain. Masyarakat Indian memiliki hak khusus untuk mengelola hutannya sesuai dengan peraturan yang dipegangnya. Istilah gampangnya ‘hukum adat’nya.
USFWS (Fish and Wildlife Service)
USFWS mengelola sekitar 38,4 juta hektar kawasan perlindungan satwa liar. Agensi ini juga mempraktekkan Undang-udang spesies langka (Endangered Species Act), menerapkan peraturan terkait hidupan liar termasuk juga peraturan CITES (international trade in endangered species). USFWS juga mengoperasikan penetasan ikan, terutama ikan-ikan langka seperti Salmon liar. 
NPS (National Park Service)
Terdapat 51 Taman Nasional di AS dan 300 situs lain yang dikelola oleh NPS. Luas keseluruhan kawasan dibawah kelola NPS adalah 13% luas total. Tujuan NPS adalah mengelola kawasan dan mempertahankannya sesuai dengan bentuk/ kondisi aslinya, yaitu tidak ada pemanenan dan tidak terlalu banyak kegiatan kehutanan aktif di dalamnya. “Biarkan alam yang mengaturnya!”. Ide tentang Taman Nasional yang sekarang menjamur di dunia berawal dari AS. Taman Nasional pertama di dunia yaitu Yellow Stone National Park yang sangat terkenal. Indonesia-pun akhirnya ikut latah ber-TN ria. (Ini pembahasan lain lagi ya! Hehe). 
 ...
 
Itulah sekilas tentang ‘para pemilik’ hutan federal atau hutan nasional di Amerika. Sebenarnya hutan federal itu milik publik, milik rakyat. Tapi karena pengelolaanya diserahkan kepada pemerintah maka bisa dikatakan hutan itu milik pemerintah. Pemerintah yang bertindak sebagai wakil rakyat. Bagaimana di Indonesia? 
Lalu bagaimana para pengelola hutan negara bagian? Hutan kota? Hutan Milik?
Harus ditulis di artikel selanjutnya….


(Sudiyah Istichomah)

Img: Tillamook State Forest, Oregon (2014)
"Jika berbicara tentang 'Kehutanan' di Amerika Serikat (AS), jangan anggap itu sebagai satu negara, tapi anggap 50 negara yang berbeda dalam satu kesatuan." Lho kenapa? "Karena masing-masing negara bagian (state) mempunyai pemerintahan, kebijakan dan undang-undang sendiri yang berbeda satu sama lain." Artinya adalah 50 state sama dengan 50 sistem pengelolaan hutan yang berbeda. AS tidak mengenal Undang-Undang Kehutanan Nasional seperti halnya Indonesia dengan UU no.41/1999-nya. Jangankan UU Kehutanan, wong KTP nasional (National ID card) saja tidak ada, UN (Ujian Nasional) tidak ada, Bank Nasional juga tidak ada. Bisa dibilang 'Bhineka Tunggal Ika' berlaku juga ya di AS. 
Public Forest (Hutan Negara) VS Private Forest (Hutan Milik)
Bagaimanakah kepemilikan lahan hutan di AS? Pada dasarnya ada dua, yaitu: hutan milik negara dan hutan milik masyarakat. Istilah Public Forest sebenarnya mengarah pada hutan negara, sedangkan Federal Forest adalah hutan nasional dan State Forest mengacu pada hutan negara bagian. 
Selanjutnya yang unik di AS adalah bahwa kepemilikan hutan oleh negara jauh lebih sedikit daripada hutan yang dimiliki warga negaranya. Produksi hasil hutan kayu pun juga paling banyak dihasilkan di hutan milik. Hutan negara hanya sedikit sekali menyumbang untuk produksi kayu. Hal ini terkait dengan gerakan konservasi yang 'menjamur' 20-30 tahun silam di AS dan menyebabkan pengurangan/ pemberhentian aktivitas penebangan di hutan negara. Namun hal ini berbeda dengan hutan milik. "Milikku, suka-suka dong mau diapain!", itulah prinsip dasarnya. Hingga pada saat ini porsi hutan milik sebagai produsen kayu sangat besar. Lihat diagram di bawah ini. 
Source: WFI, 2013
Keterangan Gambar: 
National Forest: Hutan Negara
Other Public : Hutan milik kota, perkantoran, dll.
Forest Industry: Hutan milik perusahaan skala besar.
Other Private: Hutan milik skala kecil (keluarga, tree farm, dll).
Beda Pemilik Beda Pengelolaan 
Bagaimana suatu hutan dikelola sangat tergantung dari status yang disandangnya. Pemilik hutan adalah pengambil keputusan (landowner is the decision maker). 
Sebelumnya perlu dijelaskan lagi bahwa peraturan yang ada harus dipatuhi. Ada peraturan federal (nasional), state, dan peraturan lokal lainnya. Jadi gampangnya begini:
1. Hutan Nasional/federal tunduk pada peraturan nasional
2. Hutan State tunduk pada peraturan nasional dan state
3. Hutan Milik tunduk pada peraturan nasional, state, dan peraturan lokal lainnya (misalnya peraturan county (gabungan beberapa kota), kota, atau desa).
Meskipun peraturan nasional levelnya paling tinggi, namun tidak memuat sistem yang rigid dan komplit, hanya bagian umum saja sehingga peraturan state jauh lebih berpengaruh terhadap sistem pengelolaan hutan di masing-masing state. 
Lalu siapa saja Para Pemilik itu?
Pemilik hutan negara (Public Forest) dapat dibagi menjadi 3 yaitu: Pemerintah Federal, State, dan Kota. Sedangkan hutan milik (Private Forest) bisa dimiliki oleh individu, perusahaan, maupun organisasi). Berikut penjelasan ringkasnya. 
Agensi/ Departemen Pemerintahan Federal yang terkait dalam kehutanan ada 2, yaitu USDA (US Department of Agriculture) yang membawahi USFS (US Forest Service); dan USDI (US Department of Interior) yang membawahi 4 agensi lain (BLM/ Bureau Land Management, BIA/Bureau Indian Affairs, USFWS/US Fish and Wildlife Service, NPS (National Park Service). Terlalu banyak singkatan dan istilah ya. (:-D) Sedangkan di masing-masing state ada lagi agensinya untuk mengurus hutan State. Di Oregon adalah ODF (Oregon Dept Forestry). Lalu di kota biasanya ada pengelola khusus untuk Taman/ Rekreasi dan ini jumlahnya banyak sekali. 
Img Source: WFI, 2013
Dan semuanya itu menyebabkan hal-hal menyangkut pengelolaan menjadi rumit dan berbelit. 
Misalnya saja pengelolaan di satu wilayah Daerah Aliran Sungai (watershed), maka paling tidak dipastikan ada 20 agensi yang akan ambil bagian di dalamnya. Coba cek. (ingat akhiran 's' berarti jamak: districs, councils, departments berarti mereka lebih dari 1).
Federal
US Army Corps of Engineers
US Fish and Wildlife Service
US Forest Service
Bonneville Power Administration --(Ini tentang listrik di Pacific North West, di daerah lain belum tahu)
Department of Environmental Quality
National Marine Fisheries Science
Bureau of Land Management
State
Soil and Water Conservation districts
Water Resources Department
Northwest Power Planning Council
Local
Local watershed councils
Parks and Recreation departments
Irrigation Districts
Health Departments
Hal ini tentunya perlu dipahami dengan baik jika ingin serius menekuni dunia kehutanan ataupun terkait kehutanan di Negeri Paman Sam ini. Apakah ini membingungkan? Tenang saja, wong Forester di sini juga bilang ini bikin mumet. 
Lalu apa sebenarnya tugas dan fungsi masing-masing agensi? Aku akan simpan untuk postingan berikutnya ya karena pasti akan tambah banyak. Kurasa sekarang cukup berkenalan dulu. 
(Sudiyah Istichomah)