Are You In Love With River? Temukan Jawaban Kamu Sendiri

// // Leave a Comment

Wilson River - Tillamook

Percakapanku kemarin dengan seseorang menginspirasiku untuk menulis catatan singkat ini. Teman bicaraku waktu itu adalah seseorang yang bekerja di pemerintahan Kota Portland khusus menangani urusan air. Kira-kira begini potongan dialog yang terjadi antara kami.

"So, do you think that people here love the river?", kataku.

"If you ask people that questions, I'm sure they will answer, "Yes, I do". But for me, as my self, I love the river." Dia menjawab.

"If they do, what can they do or what do they do to show their love?", aku tanya lagi.

.... hening sejenak.

"Well, that's a good question! I need to find the answer too. I love the river through my job here." jawaban dia.

Kita berbicara tentang cinta dan bagaimana mengungkapkan cinta. Mungkin bagi seorang pegawai pemerintah khusus di bidang air akan mudah menjawab pertanyaanku. Tapi bagaimana dengan orang biasa? Misalnya saja orang kota, para pekerja kantoran, atau mahasiswa yang hidupnya sama sekali tidak berinteraksi langsung dengan sungai, bagaimana dengan mereka?

Pernah aku bertanya kepada seseorang tentang urusan cinta ini. Jawaban dari pertanyaan pertama sangat mudah. Kamu cinta? Iya saya cinta. Bagaimana? ..... (aku tidak tahu,...)
Bagaimana (How) memang adalah pertanyaan tersulit. Bagaimana mencintai sungai, itu juga pertanyaan sulit. Tapi aku rasa jika seseorang mempunyai cinta, pasti tidak akan sulit menjawabnya. Jika tidak bisa menjawab, maka perlu diragukan rasa cintanya. Tulus atau hanya sebatas omongan saja.

Kenapa?

"Love is an action!" Cinta itu adalah perbuatan, tindakan, nyata dan bisa dirasakan. Sekecil apapun cinta itu pasti ada wujudnya. Tak pernah ada cerita cinta dalam hati saja, itu tidak cukup. Dan aku berani berkata itu bukanlah cinta.

Jika kamu mencintai seseorang maka kamu akan melakukan sesuatu untuk orang yang kamu cintai kan? Kamu akan berusaha membuatnya tersenyum dan bahagia. Kamu bahkan rela berkorban untuknya. Iya kan?

Nah, sekarang aku bertanya juga, "Bagaimana cara kita mencintai sungai? Bagaimana cara kita membuat sungai tersenyum dan bahagia? Apa yang bisa kita lakukan?". Bisakah kita menemukan jawabannya. Harus bisa!

Atau perlu sekali kita bertanya dan meragukan kata 'cinta' yang sering kita ucapkan pada sungai yang semakin hari semakin merana. Terlalu banyak kata cinta yang diterima tanpa aksi nyata. Istilah gaulnya di-PHP-in.

Aku pun demikian. Aku mulai menanyakan pada diriku juga. Apakah aku cinta sungai? Bagaimana caraku mencintai sungai?

Aku mulai dengan mencoba mengenalnya. Karena 'tak kenal maka tak sayang' masih aku percaya. Aku mempelajarinya dan mencoba memahami kebutuhannya, suka-dukanya, deritanya. Berbicaralah dengan sungai melalui bahasa alam, mencoba berbincang. Sekali-kali teriak di pinggir sungai juga tidak apa-apa, asal jauh-jauh dari tetangga. Tapi ternyata mengenalpun tak cukup kan. Cinta memang menuntut, tapi ajaibnya yang dituntutpun biasanya dengan senang hati melakukannya. Sungai menuntut untuk dibersihkan dari sampah! dan sejumlah pecinta sungai pun dengan sukarela memungut sampah itu. Untuk apa? Agar sungai bahagia! Seperti saat kita memberi hadiah untuk pacar kita, biar dia senang.

Ah, jadi ingat teman-teman penjaga sungai di tanah air, teman-teman KPC di Bogor, Garda Brantas di Jatim, River Defender di Riau, Bang Asun dan kelompoknya, YKWS di Lampung,dan banyak lagi. Aku bangga dengan kalian yang telah menunjukkan cara kalian mencintai sungai. Karena kalian tahu, cinta butuh tindakan, tak bisa hanya disimpan di hati saja.

Aku sendiri sedang mencoba bertindak, melakukan sesuatu, tidak mudah memang, tapi hati ini bahagia. Dan selama aku di Portland ini aku mencoba berkenalan dengan Sungai Willamette, sungai yang baru kukenal beberapa bulan lalu. Aku mencintai sungai ini meskipun ini bukan sungaiku. Sungai inilah yang menjadi jembatanku untuk mengenal sungai di tanah air. Memahami apa yang terjadi di sini memberiku gambaran tentang apa yang terjadi di tempat lain. Aku ingin belajar dan memahami, ingin berbagi dan ingin bercerita. Wujud cintaku sederhana, mengenalkannya pada semua yang kukenal, menyebarkannya.

Jadi, aku ingin bertanya pada semuanya saja yang mungkin mampir di tulisan ini, "Apakah kamu cinta sungai? Bagaimana cara kamu mencintainya?"

Kalau kamu tidak bisa menjawabnya, maka keraguan atas nama cinta itu mungkin ada. 

0 comments:

0 comments:

Post a Comment