Apa Salahnya Makan Daging? -Sebuah Ringkasan -

// // 5 comments
 Sebuah Ringkasan


--Tulisan ini adalah sebuah ringkasan, rangkuman dari sebuah buku yang berjudul "Apa Salahnya Makan Daging?"  yang ditulis oleh Avadhutika Anandamitra Acarya. Buku yang diterjemahkan dari dari Bahasa Inggris oleh Bapak Ir. Ketut Nila ini, merupakan buku tipis yang sarat muatan pengetahuan terkait kenapa orang sebaiknya menjadi vegetarian. Ringkasan ini saya buat untuk merangkum apa yang saya pahami dari buku ini, sekaligus ingin juga mengajak teman-teman lebih luas untuk lebih memikirkan sudut pandang lain yang ada di hidup ini. Tentu saja, versi lengkap tetap ada di bukunya. Saya mendapat buku ini dari seorang kawan, Mbak Rita yang katanya ingat saya saat melihat kembali buku lamanya ini. Pas banget! Ini adalah salah satu pembenaran yang saya perlukan dari apa yang memang sudah saya yakini dari dulu. Terimakasih ya mbak. Bagi yang ingin membaca bukunya, silakan saja kontak saya ya. :) "--

Selamat membaca!



Bagian I. Apa Salahnya Makan Daging dan Sejarah vegetarisme 

Mendengar kata vegetarian, orang akan bertanya-tanya,” Apa salahnya makan daging? Berjuta-juta orang makan daging, kenapa saya harus berhenti?”. Banyak alasan penting kenapa kita perlu berhenti makan daging, bukan alasan emosional atau sentimental, tetapi merupakan alasan-alasan meyakinkan dan ilmiah.
Apakah sejak nenek moyang, manusia selalu makan daging? Jawabannya adalah Tidak! Menurut penelitian (siapa? -net-), kesimpulannya adalah nenek moyang manusia pada jaman purba adalah pemakan tumbuh-tumbuhan. Manusia mulai memakan daging ketika jaman es akhir, yaitu ketika sumber makanan dari tumbuh-tumbuhan sulit didapatkan. Daging adalah pilihan terakhir untuk mempertahankan hidup. Sayangnya, kebiasaan ini terus berlajut bahwa hingga saat ini, dengan berbagai alasan, mungkin karena kebutuhan (Bangsa Eskimo dan suku-suku di utara bumi), karena kebiasaan, kekurangan makanan atau kurangnya pengetahuan. Meski demikian, di sepanjang sejarah, selalu muncul individu/kelompok yang menyadari pentingnya diet murni vegetaris untuk kesehatan, kejernihan mental dan spiritual.

Tidak wajar jika manusia makan daging


Makanan yang mana saja sangat erat kaitannya dengan struktur fisiologi mahkluk hidup. Begitu juga manusia, struktur fisiologinya menunjukkan jenis makanan apa yang sesuai untuknya. Menurut dietnya, binatang bertulang belakang dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: binatang pemakan daging, pemakan rumput dan daun, dan pemakan biji dan buah-buahan.

·         Pemakan pemakan daging

Binatang pemakan daging, seperti harimau, singa, anjing, kucing memiliki karakteristik yang unik yang jauh membedakannya dengan jenis binatang lain. Ciri-ciri pemakan daging adalah: memiliki sistem pencernaan yang pendek dan sederhana dengan panjang kurang lebih 3 kali panjang tubuhnya. Hal ini karena daging membusuk dengan cepat, yang jika tidak segera dikeluarkan akan dapat meracuni aliran darah. Perut pemakan daging memiliki kadar asam sangat tinggi (10 kali manusia) yang berguna untuk menghancurkan daging dan tulang. Pemakan daging juga memiliki gigi taring yang panjang dan runcing, rahang yang kuat, dan kuku tajam. Senjata alamiah itu digunakan untuk mencabik dan merobek daging mangsanya. Pemakan daging tidak memerlukan pencernaan pendahuluan di mulut sehingga tidak memiliki geraham untuk mengunyah makanan, dan tidak memiliki enzim ptialin di liurnya. Pemakan daging biasanya berburu di malam hari dan beristirahat di siang hari sehingga tidak memerlukan kelenjar keringat untuk mendinginkan badannya, tapi mengeluarkan uap panas dari mulut dan lidahnya.

Kucing dan Hyena, contoh binatang pemakan daging. 


·         Pemakan rumput dan daun

Contoh hewan pemakan rumput dan daun adalah sapi, gajah, domba, lama, dsb. Alat pencernaan hewan jenis ini lebih kompleks dan panjang. Di dalam mulutnya, pemakan rumput memiliki susunan gigi geraham 24 buah yang berguna untuk mengunyah makanan serta mencampurnya dengan liur yang mengandung enzim ptialin. Gerakan mulut mengunyah sedikit menyamping, beda dengan pemakan daging yang naik-turun. Pemakan rumput minum air dengan menghisapnya, sedang pemakan daging menjilati airnya. Pemakan rumput tidak memiliki kuku tajam dan taring runcing. Karena pemakan rumput tidak makan secara cepat dan makanannya juga dapat lebih lama disimpan dalam perut, susunan sistem pencernaan binatang jenis ini lebih panjang, yaitu sepuluh kali lipat panjang tubuh.

Yang menarik adalah, penelitian yang menyebutkan bahwa memberikan makanan daging pada hewan pemakan rumput memberikan dampak sangat buruk bagi kesehatan hewan itu. Dr. William Collins, dari New York Maimonedes Medical Center, menemukan bahwa binatang pemakan daging memiliki kemampuan tak terbatas untuk mengatasi lemak dan senyawa jenuh serta kolesterol, tapi tidak untuk pemakan rumput. Kelinci yang diberi makanan mengandung unsur hewani mengalami pengerasan pembuluh darah, penuh lemak dan mengalami penyakit.

Kuda dan Sapi, contoh pemakan rumput dan daun


·         Pemakan biji dan buah-buahan

Contoh binatang jenis ini adalah kera dan monyet. Kulitnya memiliki berjuta pori untuk mengeluarkan keringat, memiliki geraham untuk mengunyah, air ludahnya mengandung ptialin untuk pencernaan pendahuluan. Ususnya berlekuk-lekuk dan panjangnya 12 kali panjang tubuhnya.

Monyet adalah pemakan biji dan buah
(img source: here)


Jelas sekali bahwa struktur fisiologis manusia lebih dekat pada hewan pemakan biji dan buah-buahan serta, rumput dan daun. Jauh sekali dari pemakan daging. Manusia memiliki sistem pencernaan 12 kali panjang tubuhnya, struktur gigi geraham, enzim ptialin, dll.

Secara insting, manusia bukanlah pemakan daging

Selain itu, secara insting, manusia bukan pemakan daging. Kebanyakan orang lain menyuruh orang lain untuk membunuh binatang untuk dimakan. Orang akan menjadi muak jika membunuh sendiri binatang dan memakannya. Manusia tidak memakan daging mentah seperti binatang buas, tapi memasak dengan merebus, memanggang, menggorreng dan menyembunyikan bentuk dan rasa asli dari daging itu dengan berbagai macam bumbu dan sambal. Apakah manusia menikmati merobek-robek dan mengoyak binatang? Apakah manusia akan lebih tergoda dengan seonggok daging mentah atau setangkai anggur?

(img source: here)

Sejarah Vegetarisme


Dari permulaan sejarah, kita temukan bahwa makanan vegetaris dipandang sebagai makanan wajar bagi manusia. Bangsa Yunani kuno, Mesir dan Yahudi menyatakan bahwa manusia sebagai mahkluk pemakan buah-buahan. Pendeta Mesir kuno tidak memakan daging. Tokoh penting Yunani seperti Plato, Socrates, dan Phytagoras adalah penganjur kuat makanan vegetaris. Buddha, mendorong agar murid-muridnya tidak memakan daging. Para pendeta Tao juga adalah vegetaris, begitu juga penganut Kristen dan Yahuni jaman dulu. Penganut Hindhu jaman dulu juga melarang memakan daging.  Di kitab Hukum Hindhu pertama tertulis, “Daging, tidak bisa didapatkan tanpa menyakiti mahkluk hidup lain, dan apabila seseorang menyakiti makhluk yang memiliki kesadaran, maka orang itu tidak akan mendapatkan kebahagiaan surgawi. Seorang murid Muhammad mengatakan, “Jangan jadikan kalian kuburan berjalan.”

“Dan daging binatang yang disembelih di dalam tubuh pemakannya akan menjadi kuburan pemakan itu sendiri.... “ (The Essence Gospel of Peace)

Bagian 2. Mengapa Pemakan Daging Lebih Banyak Sakit dibanding Vegetarian?



Proses peracunan

Sesaat sebelum disembelih, biokimia binatang yang ketakutan mengalami perubahan. Produksi racun dipaksakan keluar mengalir ke seluruh tubuh. Emosi mengakibatkan perubahan sangat besar pada susunan biokimia tubuh. Manusia, juga mengalami perubahan fisik ketika sedang emosional seperti marah atau sedih. Hewan yang ketakutan melepaskan hormon adrenalin yang melekat pada daging dan akhirnya meracuni manusia yang memakannya.

Para pemakan daging lebih mudah terserang kanker. Salah satu alasannya adalah kenyataan bahwa daging hewan yang telah disimpan beberapa hari akan mengalami perubahan fisik menjadi abu kehijauan karena proses pembusukan. Meskipun sudah ditutupi dengan berbagai pewarna sintetis dan bahan pengawet lain, namun malah menjadikan racun di dalam daging semakin banyak. Negara-negara dengan jumlah pemakan daging banyak, cenderung mengalami kasus kanker perut yang tinggi dibanding negara lainnya.

Memakan daging berarti berada di ujung puncak rantai makanan. Akumulasi zat-zat beracun dari proses makan dan dimakan akan terakumulasi di puncak rantai makanan. Misalnya saja racun pestisida DDT. Selain itu, produksi hewan-hewan potong juga mengerikan. Binatang pedaging dijejali banyak makanan dan disuntik dengan zat-zat kimia, dirangsang nafsu makannya, diberi obat antibiotik dan sedatif yang memacu pertumbuhannya agar lebih cepat besar, berlemak, dagingnya berwarna, dsb.

Manusia dapat tertular penyakit yang diderita hewan yang dimakannya. Hewan-hewan di peternakan skala besar, cenderung akan lebih mudah terserang penyakit karena kondisi lingkungannya yang menyesakkan. Hewan-hewan yang stress akan mudah sakit.

Daging dan Penyakit Jantung

Kenapa daging berbahaya bagi peredaran darah? Lemak binatang tidak mudah diuraikan di dalam tubuh dan lama-kelamaan akan melapisi dinding pembuluh darah yang kemudian menyempit dan menyulitkan darah mengalir. Proses itu disebut Atherosclerosis yaitu jantung mendapat beban yang berat hingga berlanjut ke tekanan darah tinggi, stroke dan serangan jantung. Di Amerika Serikat, penyakit jantung adalah pembunuh nomor 1.

Proses Pembusukan

Tidak seperti pada tumbuh-tumbuhan yang memiliki dinding sel tebal. Segera setelah binatang dibunuh, protein di dalam jaringan tubuh akan mengumpul, dan enzym penghancur akan dibebaskan yang disebut ptomaines. Zat ini akan segera melakukan proses pembusukan daging binatang dan ikan yang mati. Jika setelah daging dipotong masih harus didistribusikan melalui pembeli, disimpan, disiapkan dan proses panjang lainnya, dapat dibayangkan sampai berapa jauh proses pembusukan terjadi.

Selain itu, setelah dimakan, daging lama tersimpan dalam tubuh manusia yang memiliki sistem pencernaan panjang. Butuh waktu 5 hari agar daging bisa keluar sepenuhnya dari tubuh. Selama itu, proses pembusukan terus berlangsung, dan daging itu bersinggungan langsung dengan alat-alat pencernaan. Lambat laun hal ini akan menghancurkan sistem pencernaan manusia.

Penyakit Ginjal, Gout, dan Arthritis

Sampah yang paling banyak diproduksi oleh pemakan daging adalah asam urik (senyawa nitrogen).  Dagin bistik misalnya, mengandung kurang lebih 14 gram asa urea per pound. Ginjal pemakan daging bekerja 3 kali lebih berat daripada vegetarian. Ketika muda, mungkin hal ini tidak menjadi masalah karena kondisi fisik masih prima, tapi semakin tua hal ini menjadi membahayakan. Jika ginjal tak mampu lagi menanggung bebannya, asam urik yang tidak dikeluarkan akan diendapkan ke seluruh tubuh yang kemudian diserap oleh otot. Kemudian mengeras seperti kristal yang bila di persendian menimbulkan rasa sakit yang disebut arthritis dan rheumatik. Apabila asam urik mengendap di syaraf, maka terjadi neuritis dan sciatica.

Pembuangan Buruk

Pembuangan buruk terjadi akibat sistem pencernaan manusia yang tidak didesain untuk mencerna daging. Daging adalah makanan yang hampir tidak berserat, yang lambat sekali bergerak di dalam pencernaan sehingga memakan daging mengakibatkan konstipasi.

Bagaimana Kaum Vegetaris Lebih Kuat Secara Fisik?

Salah satu kesalahan konsepsi adalah bahwa makanan vegetaris mengakibatkan orang lemah, pucat, dan penyakitan. Banyak penelitian yang telah dilakukan dan menunjukkan bahwa vegetarian lebih lincah, kuat, dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dari pemakan daging. Bahkan hewan-hewan yang secara fisik kuat dan berumur panjang adalah hewan vegataris seperti gajah, kuda, kerbau, sapi. Semuanya memiliki badan sehat, kekuatan dan stamina yang baik sehingga bisa membantu pekerjaan manusia yang sangat berat. Selain itu, sejumlah atlet vegetarian juga telah mencetak rekor dunia, misalnya: Murray Rose, atlet renang vegetarian pemenang tiga kali medali emas di olimpiade di usianya yang masih muda. Orang-orang vegetaris sebenarnya memiliki stamina lebih karena tidak menyia-nyiakan energi hanya untuk menawarkan racun dari daging.


Padi-padian untuk makanan manusia.

Bagian 3. Apakah Apa Kaitan Antara Makan Daging dan Kondisi Kelaparan Dunia?  YA!

  • Apabila kita simpan padi-padian dan sumbangkan itu kepada rakyat miskin dan kekurangan makanan, dan tidak diberikan kepada sapi-sapi, dengan mudah kita dapat memberi makan rakyat miskin di dunia.
  • Kalau kita makan setengahnya saja dari jumlah daging yang biasa kita makan, maka didapatkan sejumlah makanan yang bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan.
  • Sesorang ahli nutrisi dari Harvard, Jean Mayer, memperhitungkan dengan mengurangi produksi daging 10%, maka akan dapat membebaskan cukup biji-bijian untuk bisa dimakan 60 juta orang.
  • Kenyataan mengejutkan bahwa 80-90% padi-padian yang ditanam di Amerikan adalah untuk pakan ternak. Peningkatan konsumsi daging meningkatkan pertanian untuk pakan ternak yang seharusnya bisa digunakan untuk pertanian bagi pangan manusia yang lebih luas.
  • Menjadi vegetarian adalah salah satu opsi untuk mengatasi masalah pangan dan kelaparan di bumi yang semakin gawat. 


Bagaimana kaitan daging dengan kekurangan makanan? Jawabannya sederhana: daging merupakan makanan yang tidak ekonomis. Hanya 10% dari protein dan kalori yang kita berikan pada makanan ternak yagn bisa didapatkan kembali melalui daging yang kita konsumsi. Jadi, 90% terbuang percuma. Tanah yang luas digunakan untuk peternakan dan pertanian pendukung peternakan. Sekiranya, lahan-lahan itu bisa digunakan untuk ditanami padi-padian, kacang-kacangan, dan sayur-mayur yang langsung dapat dimakan manusia. Selain itu, memelihara ternak juga boros air. Penggunaan air untuk ternak 8 kali lebih besar dari pertanian.

Ini berarti, ketika jutaan orang kelaparan dan kekurangan air, di sisi lain orang memboroskan lahan, air dan hasil pertanian hanya untuk dapat makan daging.

“Apabila kita vegetarian, kita dapat melenyapkan kelaparan dari dunia. Anak-anak akan terlahir dan tumbuh dengan baik dengan cukup makan, hidup lebih bahagia, dan sehat. Binatang-binatang akan hidup bebas sebagai makhluk alam, tidak dipaksa untuk melahirkan anak sebanyak-banyaknya untuk digemukkan dan dibantai.” (B. Pinkus, Vegetable Based Proteins)

Peternakan skala besar yang boros sumberdaya

Politik Kelaparan


Kenapa kelaparan bisa terjadi? Apakah karena dunia tidak mampu lagi memberi makan manusia yang jumlahnya semakin banyak? Itulah kepercayaan yang tersebar luas hingga usaha terpadu untuk mengendalikan jumlah penduduk mati-matian dilakukan. Apakah demikian?

“Itu tidak benar sama sekali- itu khayal!” Dunia ini memiliki cadangan yang cukup bahkan lebih untuk memberi makan manusia. Penelitian dari Food and Development Policy, US menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kepadatan penduduk dengan kelaparan. India adalah contoh negara padat dengan kasus kelaparan, tapi Tiongkok yang 2 kali lebih padat tidak mengalami kelaparan. Taiwan memiliki jumlah penduduk dua kali lipat Bangladesh, tapi Taiwan tidak kelaparan sedang Bangladesh adalah satu negara dengan kasus kelaparan terparah di dunia. Contoh lain negara padat tapi tidak kelaparan adalah Jepang. Memang bumi punya batas daya dukung terhadap manusia yaitu diperkirakan 40 Milyar, tapi saat ini kita masih cukup jauh dari jumlah itu.

Kondisi kelaparan dunia adalah suatu kondisi yang diciptakan. Industri makanan adalah industri besar. Segelintir perusahaan raksasa multinasional menguasai industri ini dan pemusatan kekuasaan ada di tangan mereka. Dengan kekuatan politik dan ekonomi yang kokoh, mereka mengendalikan aliran makanan kepada milyaran manusia di dunia ini. Bagaimana bisa?

  • Salah satu cara perusahaan raksasa mengendalikan pasar pangan adalah dengan berangsur-angsur mengambil alih setiap fase sistem makanan. Misalnya, perusahaan raksasa membuat mesin pertanian, pakan ternak, pupuk, minyak, kaleng makanan, dibelinya serangkaian toko swalayan, perusahaan bahan makanan dan pabrik pengolahan dan menanam makanannya di situ. Mereka akan mengendalikan harga sesukanya. Petani kecil tidak akan bisa bersaing dengan ini.
  • Kekuatan yang menentukan. Perusahaan agribisnis menentukan tanaman apa yang harus diproduksi, kualitasnya, kuantitasnya dan harga jualnya. Pengendalian produksi dan penyimpanan stok dilakukan kadang untuk manipulasi harga. 
  • Lembaga pemerintah yang seharusnya melindungi rakyat, malah didominasi oleh kepentingan agribisnis itu. Banyak pengusaha yang menduduki pos-pos penting di pemerintahan.
  • Perusahaan multinasional semakin banyak membeli tanah-tanah produktif di seluruh dunia.

Beberapa contoh kasus terjadi akibat politik kelaparan ini adalah:

  • Di Amerika Tengah, 70% anak-anak menderita kelaparan. Tapi, 50% tanah pertanian digunakan untuk “cash crop” yaitu pertanian dengan orientasi uang, misalnya pertanian Bunga Lily. Lahan lain digunakan untuk menanam tanaman yang menguntungkan seperti teh, kopi dan tembakau. 
  • Di Haiti, sebagian besar petani berjuang hidup dengan menanam makanan di lereng-lereng pegunungan yang curam. Mereka menyebut diri mereka sebagai orang buangan di negeri sendiri. Tanah-tanah subur di wilayah itu dikuasai oleh segelintir orang kaya untuk peternakan sapi yang kemudian diekspor ke negara maju, seperti AS.
  • Mexico yang dahulunya digunakan untuk menanam jagung, kini telah banyak digunakan untuk menanam tanaman non pangan untuk kebutuhan Amerika. Beribu petani hidup tanpa pekerjaan karena tanahnya telah dijual, atau bekerja sebagai buruh. Terjadi sejumlah pemberontakan karena itu.
  • Di Columbia, tanah-tanah subur digunakan untuk menanam bunga-bunga, misalnya Bunga Carnation yang berharga mahal daripada untuk gandum sebagai makanan rakyatnya.


Tanah-tanah produktif di dunia telah dirubah menjadi lahan pertanian yang memberikan keuntungan tinggi tapi tidak esensial bagi kehidupan manusia. Jadi salah jika dikatakan kelaparan terjadi karena kepadatan penduduk. Itu terjadi karena adanya penguasaan sumberdaya oleh segelintir pihak yang mengendalikan aliran pangan dunia.

Produksi daging adalah puncak dari sistem yang sangat merugikan ini. Karena kebutuhan daging meningkat, negara-negara kaya semakin banyak membeli gandum untuk pakan ternak. Gandum yang dulu makanan pokok manusia, kini dilelang untuk pakan sapi dan babi.


Demi masa depan anak-anak seluruh dunia.

Bagian 4. Ahimsa: Tidak Menyakiti Makhluk Lain


Satu alasan penting lain adalah bahwa kita tidak boleh membunuh, bahkan membunuh binatang, tanpa alasan yang sangat penting. Banyak kelompok agama dan spiritual menganjurkan makanan vegetaris, karena kesucian dan kesakralan semua kehidupan dan kebutuhan hidup tanpa menimbulkan penderitaan makhluk lain. Manusia sejati memandang binatang itu bukan sebagai budak atau makanan, tetapi sebagai adik-adik, dan mereka tidak punya hak untuk menyakiti atau secara kejam membunuhnya terkecuali dalam keadaan sangat mendesak. Binatang tidak pernah menyerahkan hidupnya dengan mudah dan ikhlas agar kita bisa hidup mewah dengan memakan daging.

Seseorang yang pernah mengunjungi tempat jagal dapat melihat kenyataan betapa binatang itu menderita sebelum atau ketika disembelih. Berapa banyak binatang dibantai dalam sehari hanya untuk memenuhi nafsu manusia? Sebagian kita menangis ketika anjing atau kucing piaraan kita mati, tapi bisa diam saja dan menyetujui pembunuhan terhadap berjuta-juta hewan tiap hari?

“Prana” – Daya Hidup dan Vegetarisme

Hukum Prana menyatakan bahwa makanan tertentu mengandung prana atau daya hidup lebih banyak dari yang lain. Prana telah dikenal sejak dulu, misalnya oleh Phytagoras yang menyatakan bahwa hanya makanan yang hidup segar dapat menjadikan manusia memahami kebenaran. Tumbuh-tumbuhan adalah makanan dengan daya hidup paling tinggi. Tumbuh-tumbuhan bahkan masih bisa hidup meskipun dipisahkan dari batang utamanya, biji masih bisa berkecambah. Tidak halnya dengan daging yang akan langsung berproses membusuk sesaat setelah mati. Daging adalah makanan tanpa daya hidup.

Kata ‘vegetarian’ tidak berasal dari ‘vegetable’, tetapi dari Bahasa Latin yaitu Vegetare yang berarti ‘menghidupkan’. Ketika Bangsa Romawi menggunakan istilah Homo Vegetes, itu bukan berarti manusia yang memakan tumbuh-tumbuhan, tapi seseorang yang mempunyai kesehatan dan dinamis.

Saya masih suka daging? Bagaimana sebaiknya?

Suatu prinsip yoga kuno menyatakan bahwa cara terbaik untuk merubah suatu kebiasaan yang sudah mengakar bukan dengan jalan mencabut sampai akar-akarnya. Itu tidak mungkin dilakukan. Tetapi dengan memelihara kebiasaan yang berlawanan dengan sungguh-sungguh dan penuh cinta. Kebiasaan lama pun akan pudar dengan sendirinya.

Menjadi vegetarian bukanlah hal sulit karena pada dasarnya manusia adalah pemakan tumbuhan. Makanan berprotein tinggi dapat kita dapatkan dengan mudah dari kacang-kacangan dan beras merah. Kebutuhan gizi lain dapat didapatkan dari buah, sayur, dan biji-bijian lain. Jika usaha itu gagal, maka pergi dan saksikan kegiatan di rumah penjagalan. Barangkali itu adalah inspirasi yang anda perlukan.

Kebanyakan orang merasakan perubahan saat mereka beralih ke vegetarian, yaitu: level energi lebih tinggi, sistem pencernaan lebih bersih, kejernihan mental meningkat, bau badan lebih baik. Memakan makanan vegetaris, makanan wajar bagi manusia, hanya sedikit menyakiti makhluk lain, dan kita akan disadarkan pada kesatuan kehidupan dan Kesadaran Agung yang melandasi semuanya.

-----






5 comments: Leave Your Comments

  1. Bagaimana cara agar saya bisa membaca buku yang Anda maksud dalam penjelasan di atas??

    ReplyDelete
  2. Semoga semakin banyak yang mengerti & berupaya melakukan

    ReplyDelete
  3. thank infonya sangat membantu, silahkan kunjungi balik web kami http://bit.ly/2NlzJZM

    ReplyDelete
  4. Saya pernah punya buku kecil "Apa Salahnya Makan Daging" itu, tapi sekarang sudah hilang, tidak ditemukan lagi dan sudah tidak tersedia di toko buku. Bisa saya beli fotokopinya dari anda?

    ReplyDelete